This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 22 September 2013

taxonomy bloom



Makalah Individu


PENERAPAN TAXONOMY BLOOM
PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)







OLEH :
MUHAMMAD FADLY ISHAK, S.Pd

PPGT SMK PRODUKTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas ilmu dan ridho Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kita huturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah, yang dengan cara-cara kehidupan beliau kita bisa terselamatkan dunia dan akhirat.
Di dalam makalah ini membahas mengenai teori taxonomy bloom yang diaplikasikan dalam mata pelajaran instalasi listrik di SMK Jurusan Listrik. Taxonomy bloom adalah klasifikasi cara dalam mencapai tujuan pendidikan yang dibagi menjadi 3 ranah atau domain yakni, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Semoga dalam penyusunan makalah ini dapat menjadi bermanfaat dan bisa di aplikasikan dalam proses pembelajaran. Meskipun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

                                                                                                Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman judul..............................................................................................        i
Kata Pengantar.............................................................................................        ii
Daftar Isi......................................................................................................        iii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................        1
A.    LATAR BELAKANG..........................................................................        1
B.     BATASAN MASALAH.......................................................................        1
C.     RUMUSAN MASALAH......................................................................        1
D.    TUJUAN MAKALAH..........................................................................        2
E.     MANFAAT MAKALA........................................................................        2
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................        3
BAB III
KESIMPULAN...........................................................................................        4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................        5


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Taxonomy bloom adalah klasifikasi cara untuk menghasilkan tujuan pendidikan yang baik, dengan beberapa ranah atau domain yakni : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Makalah ini focus kepada penerapan teori taxonomy bloom pada mata pelajaran instalasi listrik di jurusan SMK.
Dengan teori taxonomi bloom pendidik/guru utamanya pada Guru SMK bisa menghasilkan siswa yang dapat bersaing dalam tenaga kerja, maupun bersaing secara penciptaan teknologi yang semakin berkembang pesat. Teori ini mempunyai tahapan, di mana tiap tahapan harus di lalui oleh seorang peserta didik untuk masuk tahapan berikutnya sehingga dengan mengaplikasikan teori ini kepada peserta didik akan dapat berjalan secara efektif dan berjalan sesuai hasil yang di harapkan.
Suatu proses pembelajaran yang efektif dan terstruktur akan mampu memberikan hasil yang berbeda di banding proses pembelajaran yang hanya menyampaikan teori ajar. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk memperbanyak pengetahuan tentang teori ajar, agar bisa menjadi pedoman untuk di aplikasikan pada praktek nantinya.
B.      BATASAN MASALAH
Pada makalah ini mebahas gambaran umum penerapan teori taxonomi bloom pada peserta didik untuk mata pelajaran praktek instalasi listrik di SMK.
C.    RUMUSAN MASALAH
Pada penerapan teori taxonomi bloom, tiap-tiap peserta didik harus mampu menguasai tiga tahapan/ ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
D.    TUJUAN MAKALAH
Memberikan pemahaman tentang teori taxonomi bloom dan kemudian bisa di aplikasikan pada peserta didik.
E.     MANFAAT MAKALAH
Sebagai bahan bacaan dan pelajaran dalam menjadi seorang tenaga pendidik dengan menggunakan teori taxonomi bloom.


BAB II
PEMBAHASAN
Taxonomy bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom sejak tahun 1956. Taxonomy bloom adalah klasifikasi cara untuk memenuhi tujuan pendidikan yang meliputi 3 ranah (domain) yaitu; ranah kognitif (mental), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan). Teori taxonomy bloom digunakan pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
A.    Ranah Kognitif
Ranah kognitif (mental)  adalah ranah yang mencakup kegiatan berfikir (otak). Jadi hal-hal yang menggunakan alur pemikiran termasuk pada ranah kognitif. Ranah kognitif dibagi menjadi 6 bagian yaitu:
1.      Pengetahuan (Knowledge)
Kemampuan untuk mengenali/ mengetahui ilmu dalam suatu mata pelajaran. Misalnya untuk mata pelajaran praktek instalasi listrik, siswa diharuskan mengetahui: Dasar-dasar kelistrikan, cara menggambar instalasi kelistrikan, cara menggunakan peralatan listrik, dan lain-lain. Pengetahuan seperti ini di dapatkan dengan cara membaca buku referensi yang telah disediakan atau dengan cara menghafal/ mengingat (dalam hal ini simbol-simbol yang di gunakan dalam menggambar instalasi listrik)
2.      Pemahaman (comprehension)
Setelah melalui bagian pertama yaitu pengetahuan, maka siswa perlu memahami secara detail tentang instalasi listrik. Pada dasar-dasar kelistrikan siswa mampu memahami tegangan yang biasa digunakan dalam instalasi listrik rumah atau gedung.
3.      Aplikasi (Aplication)
Pada tahap selanjutnya siswa mampu menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam bentuk nyata dan mendapatkan hasil sesuai teori mata pelajaran yang telah diajarkan.


4.      Analisa (Analysis)
Di tingkat analisis, siswa mampu menganalisa atau mengkaji ulang dari bagian-bagian yang di anggap mudah untuk dikerjakan hingga pada bagian yang tersulit, serta mampu menganalisa sebab dan akibat yang terjadi. Contohnya : pada praktek instalasi terdapat kekeliruan sehingga ada satu buah lampu yang tidak beroperasi, maka siswa harus mampu menganalisa kesalahan yang terjadi baik dengan melihat kondisi kabel, kondisi saklar, kondisi fitting, atau mungkin kesalahan dalam penyambungan kabel. Selain akibat yang salah terjadi pada praktek, perlu juga menganalisa kembali hasil praktek yang telah di anggap benar, baik itu dari segi pemasangan instalasinya maupun dari segi penyambungan kabelnya.
5.      Sintesa (Synthesis)
Siswa mampu menjelaskan struktur atau pola yang telah di pelajari dan di praktekkan serta mampu memberikan solusi atas masalah yang di dapatkan dalam proses pembelajaran.
6.      Evaluasi (evaluation)
Pada tahap ini siswa mampu memberikan penilaian terhadap berberapa solusi dengan memilih solusi yang paling tepat dalam hal ini bisa di ambil contoh cara agar kabel di gunakan secara efektif dan sesuai kebutuhan dengan mengetahui panjang kabel yang dibutuhkan dalam praktek instalasi listrik.
B.     Ranah Afektif (sikap)
Adalah ranah yang berkaitan dengan sikap atau nilai. Ranah afektif mencakup perilaku, minat, perasaan, emosi dan penilaian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Ranah afektif memiliki 4 jenjang yaitu:
1.      Menerima atau memperhatikan (receiving or attending)
Pada tahap ini seorang pembelajar/ guru, mampu membuat siswa dapat menerima atau memperhatikan pelajaran yang diajarkan. Jadi seorang guru harus mempunyai metode ajar yang mampu membuat siswa menerima/ memahami dengan baik pelajaran yang di ajarkan.
2.      Menggapi (responding)
Responding dalam artian siswa memberikan tanggapan balik (partisipasi aktif). Dengan adanya partisipasi aktif siswa dapat lebih memahami dan tidak bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu seorang guru juga harus memberikan perhatian penuh kepada siswa.
3.      Menilai atau menghargai (Valuing)
Berkaitan dengan nilai yang dituangkan dalam tingkah laku peserta didik. Nilai didasarkan pada internal tiap siswa yang terlihat dari tingkah laku siswa tersebut.
4.      Mengatur atau mengorganisasikan (0rganization)
Memadukan nilai-nilai siswa, dengan beberapa aspek baik dari aspek nilai yang di tuangkan dalam tingkah laku maupun dalam prestasi belajar. Dengan kata lain melakukan karakterisasi nilai tiap-tiap siwa. Dalam hal ini guru dituntut mempunyai system penilaian yang baik sehingga penilaian tersebut dapat menjadi pengendali tingkah laku siswa kearah yang lebih positif.
C.     Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan skill atau keahlian yang dimiliki setelah mengikuti proses belajar. Ranah psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik misalnya : tari, melompat, melukis, dll. Dalam hal ini di hubungkan dengan mata pelajaran kelistrikan di mana ranah psikomotorik diartikan sebagai suatu kemampuan/ keahlian dalam menciptakan/ menghasilkan dan memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan kelistrikan. Oleh karena itu ranah ini dibagi dalam 7 tingkatan yaitu :
1.      Persepsi (Perception)
Dalam hal ini siswa dituntut untuk mempergunakan alat indranya dengan tujuan agar bias lebih merasakan dan melihat apa yang di kerjakan.
2.      Kesiapan (Set)
Peserta didik memiliki kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan praktek.

3.      Respon Terpimpin (guided respon)
Guru menjadi pengarah dalam melaksanakan praktek pada tahap awal. Dan menjadi yang memulai praktek sebagai contoh buat siswa.
4.      Mekanisme (mechanism)
Guru memberikan mekanisme atau tata cara praktek yang tepat dan aman bagi siswa-siswa agar dalam proses praktek tidak terjadi sesuatu yang fatal. Dalam hal ini guru juga memperlihatkan demonstrasi yang baik dan benar.
5.      Penciptaan (Origination)
Siswa dituntut untuk menghasilkan karya baru sesuai dengan keterampilan yang dikembangkan.
Demikian teori taxonomy bloom yang diterapkan dalam mata pelajaran instalasi kelistrikan. Dan dapat disimpulkan bahwa tiap mata pelajaran praktek akan membutuhkan ketiga ranah yang telah di jelaskan di atas untuk bias menghasilkan siswa yang terampil dari segi sikap, nilai-nilai perbuatannya, emosional dan keterampilan.


BAB III
KESIMPULAN
Mengingat bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa baik secara iptek maupun imtak. Maka para guru perlu memiliki sebuah perencanaan dalam mendidik diataranya metode yang digunakan dalam mendidik. Sesuai dengan pengertian teori taxonomy bloom yaitu mengklasifikasikan cara untuk memenuhi tujuan dari pendidikan. Dengan demikian proses pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan mampu menghasilkan peserta didik yang handal dalam bidangnya.
Seiring berkembangnya zaman dan berkembangnya teknologi, kita dituntut untuk bisa bersaing dengan cara mengembangkan pemahaman dan pengetahuan dengan cara belajar. Dengan demikian seorang guru harus mampu menjadi wadah atau sarana untuk memenuhi tujuan dari pendidikan tersebut.
Semoga dengan sedikit pembahasan tentang teori taxonomy bloom kita bisa lebih mengembangkan potensi pendidikan yang mencerdaskan kehidupan berbangsa.


alexa

pertanyaan

lintas.me

INFO GRATIS 2012

GRATIS (free)